Memaknai Perhatian

21.21 Unknown 1 Comments

Seseorang yang saya anggap sebagai teman sekaligus guru kehidupan menunjukan kepada saya apa makna sebenarnya dari perhatian. Selama ini yang saya anggap perhatian adalah keadaan dimana sesorang lain peduli dengan keadaan orang lainnya dan ditunjukan dengan tindakan nyata. Namun anggapan saya tidak sepenuhnya benar. Perhatian bisa berupa banyak hal.

Perhatian yang paling jelas tentu saja perhatian yang dapat dinilai dengan mata. Misalnya saja ketika sakit menjenguk, ketika butuh bantuan menolong, ketika terpurukmenghibur, ketika bahagia ikut bahagia dan masih banyak lagi lainnya. Namun adakalanya saya lupa bahwa perhatian yang bahkan bernilai lebih besar dibandingkan perhatian yang jelas nampak adalah suatu perhatian yang tidak kita ketahui. Bisa bernilai lebih baik karena perhatian itu suatu bentuk perhatian yang tulus tanpa mengharapkan pamrih. Bagaimana bisa dianggap tulus? Ya karena perhatian itu dia tujukan untuk kita namun dia tidak membesar-besarkan, bahkan menutup-nutupi bagaimana supaya orang yang diperhatikan itu tidak mengetahuinya.

Lebih mahal lagi adalah perhatian kepada orang yang tidak disenangi. Tentu hal itu sangat sulit dilakukan karena itulah nilainya sangat tinggi. Bandingkan sajadengan perhatian kepada orang yang disenangi tentu saja hal itu sangat mudah. Tinggal mengikuti kata hati pasti bisa. Dan perhatian itu bisa dibilang wajar. Apabila melihat orang yang tidak disenangi melakukan hal yang kamu tau akan berakibat buruk apakah dengan mudah kamu mengingatkannya? Saya yakin lebih mudah untuk membiarkanya melakukannya dan bahkan bisa saja tambah memperburuk keadaan.

Ada lagi suatu perhatian yang bisa dibilang membingungkan. Ya, terkadang kecuekan sesorang adalah salah satu bentuk perhatian kepada kita. Siapapun pasti bertanya-tanya, bagaimana mungkin cuek itu adalah perhatian sedangkan jelas perhatian itu berlawanan dengan cuek. Yang saya maksud disini adalah sebenarnya perhatian bisa ditunjukkan dengan memberi kesempatan orang lain yang mengalami masalah untuk menyelesaikannya sendiri dengan resiko kita akan dicap cuek. Sebenarnya bukan cuek namun sedang mencoba mengajarkan bagaimana berlaku mandiri dan belajar bersikap bijak. Walaupun manusia diciptakan sebagai makhlik sosial, tentunya tidak boleh terjadi salaing ketergantungan satu dengan yang lainnya. Perhatian sebenarnya tidak pernah salah asal tidak berlebihan karena hal itu bisa menyebabkan ketergantungan.

You Might Also Like

1 komentar:

  1. Jadi, kelihatannya cuek, tidak peduli, tapi sesungguhnya peduli banget agar bisa lebih mandiri ya :)

    BalasHapus

Bagi pendapat Sob...