Pernah liat orang pakai jimat? Kalau aku sendiri sebenarnya gak percaya kalau jaman yang sudah modern ini masih ada orang yang percaya dengan jimat. Banyak sekali di pojok-pojok koran iklan mengenai jimat. Gak Cuma satu macem, tapi beraneka macem. Entahlah ada jimat pengasihan, disayang pasangan, pelet banyak macemnya pokok. Kenyataan lain aku temui setelah benar-benar lebih dekat dengan masyarakat. Ternyata masih banyak orang yang pakai jimat. Mulai dari remaja sampai dewasa. Bahkan dikepercayaan jawa, bayi-bayi sudah dibekali jimat biasanya dipakai kalung atau gelang. Menurut kepercayaan, jimat itu untuk melindungi sang bayi.

Kalau dikalangan orang-orang yang sudah bekerja, jimat yang dipakai adalah jimat pengasihan. Tujuannya bisanya adalah biar dikasihi bosnya. kalau di kalangan orang berdagang biasanya yang dipakai adalah pelaris. Terkadang yang lebih ekstrim, mereka memakai jimat yang dimana tujuannya adalah menutup rejeki saingannya. Banyak orang berlomba-lomba mencari jimat. Minta ke dukun ini ke dukun itu. Bahkan kalau orang yang sudah fanatik gak peduli tempatnya jauh, asal kata orang dukunnya manjur pasti langsung berbondong-bondong mendatangi.

Kenyataan yang bikin aku tercengang adalah justru anak-anak keluaran pondok justru banyak yang memakai jimat. Bilangnya jimat itu diberi oleh gurunya. Isinya adalah bahasa arab. Memang sih sebagai seorang murid sangat wajib menghargai gurunya. Namun untuk masalah jimat-jimat seperti itu apakah benar diperbolehkan? Ini menurutku sendiri ya kalau ada salah mohon diluruskan, kalau menurutku kalau pakai jimat bukan berarti sudah pasti ada suatu kepercayaan bahwa dengan jimat itu urusanya bisa lancar, bukankah kalau sudah ada keyakinan seperti itu berarti sudah masuk kategori musyrik? Percaya bahwa yang melancarkan kepentingannya adalah jimat bukan Yang Maha Pencipta.

Apa karena jimatnya bertuliskan tulisan arab makanya diperkenankan? Arab sendiri kan bahasa. Bahasa memiliki banyak makna. Iya memang jimatnya ada tulisan arab tapi apa kita tahu maknanya? Tidak semua tulisan arab itu semuanya baik menurutku. Untuk lebih mudahnya kita umpamakan bahasa arab adalah bahasa Indonesia. Nah gak semua bahasa Indonesia itu mengandung makna yang baik kan. Banyak umpatan-umpatan atau kata-kata kotor. Misalnya orang luar negri menjadikan bahasa Indonesia sebagai jimat. Nah dalam jimat itu kita tuliskan saja kata-kata umpatan didalamnya. Orang luar gak bakalan protes, justru tetap mempercayainya ya karna gak tau makna sebenarnya.

Kalaupun jimat itu diambil dari ayat-ayat Allah tapi apa benar dengan hanya menuliskan saja maka segala urusan kita diperlancar? Enak sekali, kalau emang begitu pasti Rosul gak perlu repot-repot berjuang menyebarkan ajaran islam, cukup dengan menanam kepercayaan kalau dengan membawa ayat-ayat Allah dijamin lancar. Tapi kenyataannya kan tidak demikian, rosul bukan memberikan ayat saja namun menjelaskan bagaimana pentingnya dan bagaimana penerapannya dikehidupan sehingga sesuai dengan apa yang dikehendaki Maha Pencipta. Yanag terpenting adalah bagaimana pelaksanaan dalam keseharian kita. Kalau dipikir-pikir lagi, kenapa kok gak satu al-quran itu dijadikan jimat? Bukankah lebih manjur gak Cuma satu ayat saja, tapi mencakup segala kepentingan manusia. Tapi apakah benar demikian? Al-Quran bukanlah sesuatu yang disimpan,dibaca dan diyakini tapi yang terpenting adalah penerapannya.

Satu hal yang dilupakan adalah jimat yang paling manjur ada dirumah kita. Jimat itu adalah doa ibu. Bukankah sudah sering dengar bahwa surga itu ada ditelapak kaki ibu? Kata-kata itu bukan main-main lo.. kemana langkah kaki ibu disitulah letak surga. Langkah yang dimaksud adalah langkah menuju kebenaran. Artinya surga berada ditelapak kaki ibu yang tidak pernah lelah membingbing anak-anaknya berjalan kearah kebenaran. Jadi kenapa harus jauh-jauh mencari jimat dan harus mengeluarkan banyak uang kalau jimat yang paling manjur ada dirumah kita sendiri. Bukankah dengan membawa doa ibu kemana-mana berarti juga Allah bersama kita.