Biru Daun Ala Madura

02.21 Unknown 3 Comments

2a1cdfea95e2079434f02603ac0a2c4d_type-toolpsd
Berbicara soal warna pasti tidak ada habisnya, bahkan ada pepatah yang menyatakan bahwa hidup penuh warna. Warna sendiri merupakan suatu pembiasan cahaya tertentu dari satu cahaya sempurna. Warna jika disebutkan satu-satu pastilah sangat banyak sekali. Secara sederhana, warna dibedakan menjadi tiga yakni warna primer (merah, biru, kuning), warna sekunder (campuran dua warna primer) dan warna tersier (perpaduan warna primer dan sekunder).


Selama kurang lebih dua tahun setengah numpang mencari ilmu di Jember,saya menemukan fenomena aneh tentang penyebutan warna. Jember sendiri tekenal dengan penduduknya yang sebagian besar orang Madura, bahkan saya sendiri tidak tahu keberadaan penduduk Jember asli. Orang-orang Madura memiliki kebiasaan menyebut warna hijau sebagai warna biru. Seperti tak mengenal warna hijau, bagi mereka warna biru ya warna hijau. Entah bagaimana sejarahnya atau bagaimana pula yang menjadi latar belakang mereka menyebut warna biru dengan warna hijau.

Warna biru (asli) juga disebut warna biru, alias di sini ada kata ambigu. biru bisa berarti biru yang sebenarnya, juga bisa berarti warna hijau. Lantas penyebutan warna hijau daun (muda) bagaimana? Hijau daun disebut sebagai biru daun. Aneh bukan? Mana ada daun berwarna biru? Sedikit lucu saat mendengarnya. Bagi oran pendatang di Jember asti langsung tertawa saat mendengar kata biru daun. Standart nasional mengakui adanya warna hijau daun bukannya biru daun. Bingung kan, saya awalnya juga seperti itu. Awal-awal di Jember sering salah pengertian dengan teman yang notabennya orang Madura.

Suatu kali saya sedang kerja kelompok di kosan teman. Ceritanya kami belajar kelompok lima orang. Kebetulan kos teman yang dijadikan tempat kerja kelompok berpagar besi dengan cat warna hijau. Ada teman yang ingin ikut dan memintah arah lokasi kami bekajar bareng. Kebetulan yang menunjukkan arah adalah teman orang Madura melalui pesan singkat. Setelah ditunggu lama ternyata teman tak kunjung datang. Tak lama pun teman saya itu menelpon katanya dia sudah sampai di jalan sesuai yang penunjuk teman saya yang beraal dari Madura itu namun dia tidak menemukan rumah dengan biru. Saya pun bingung karena kami tidak belajar dirumah denan cat warna biru melainkan warna hijau. Akhirnya terungkap sudah alas an yang menyebabkan teman saya tersasar yakni karena warna hijau yang di sebut warna biru oleh teman Madura.

Pernah juga kejadian yang serupa. Saat awal-awal masuk kuliah pasti masih masa-masa dimana belum banyak mengenal teman. Saya memepunyai tiga teman akrab yang salah satunya berbudaya Madura. Suatu kali saat di kelas, teman saya itu sedikit berbisik kepada saya, menanyakan nama cewek yang berbaju biru. Saya pun clingak - clinguk, toleh kanan kiri mencari cewek yang dimaksud teman saya itu. Namun saya tak melihat satupun cewek dikelas yang memakai baju warna biru. Eh usut punya usut ternyata sewek yang dimaksud teman saya itu adalah cewek yang berbaju hijau.

Saya yakin pasti teman-teman saya lain yang senasib dengan saya sebagai seorang pendatanmg pasti banyak mengalami kejadian yang serupa. Fenomena aneh ini sampai sekarang masih ada di dalam kebudayaan orang Madura. Sejak kapan ada warna biru daun pun sampai sekarang orang Madura sendiri saat ditanya tidak bisa menjawabnya. Hal ini sungguh menimbulkan pertanyaan besar dibenak saya. Sepertinya hal ini perlu diadakan penelitian agar terungkap latar belakang yang mendasari munculnya warna biru daun.

You Might Also Like

3 komentar:

  1. jiah...itu buta warna atau gimna?

    BalasHapus
  2. @Moti Peacemaker
    Bukan buta warna tapi mereka menyebut warna hijau dengan nama biru.

    BalasHapus
  3. Ng kampungku malah sebaliknya, mbah-mbah sering menyebut warna biru dengan warna hijau, selain itu, mbah-mbah juga sering menyebut warna coklat dengan merah... mangkanya jangan heran kalau ada yang bilang "kuwi tempe'ne wis abang, lek diangkat"... memang lain ladang lain belalang, lain huma, lain kata

    BalasHapus

Bagi pendapat Sob...