Proses itu Memang Harus Ada

02.18 Unknown 0 Comments

Sekarang negri ini sedang gencar-gencarnya mencari penyanyi-penyanyi cilik yang berbakat. Berbagai ajang pencarian bakat anak-anak bermunculan. Berbagai stasiun televisi berlomba-lomba memberikan peluang untuk anak-anak mengisi salah satu acaranya. Entah benar-benar memberikan peluang atau sekedar ajang bisnis saja ataupun sekedar mengikuti euphoria yang ada dan agar tak kalah dengan stasiun televisi lain.
Sebenarnya acara pencarian bakat tersebut sangat baik apalagi sekarang ini Indonesia seolah kehilangan penyanyi-penyanyi cilik. Dulu anak-anak masih mengenal lagu diobok-oboknya Joshua, Libur telah tibanya tasya ataupun trio kwek-kwek. Anak-anak kecil sekarang hobinya malah ngikuti lagu-lagu orang dewasa. Kalau disuruh menyanyikan lagu anak-anak tidak ada yang hafal, giliran diputer lagu-lagu orang dewasa pada ngikutin sendiri tanpa disuruh dan kebanyakan hafal setiap bait demi baitnya.

Anehnya orang-orang dewasa malah senang jika anaknya bisa menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Hal itu semakin membuat anak-anak semakin menambah kosa kata lagu-lagu orang dewasa hanya agar mendapatkan pujian. Anak-anak memang belum mengerti banyak hal namun mendapat perhatian itulah yang mereka tau. Lagu-lagu dewasa menjadi salah satu cara agar mereka mendapatkan perhatian.

Orang-orang tua berlomba-lomba mengikutkan anak-anaknya dalam ajang pencarian bakat. Alasannya anaknya yang ingin dan baik untuk menembangkan bakatnya namun kalau bakatnya adalah menyanyikan lagu-lagu yang belum saatnya mereka nyanyikan apakah demikian yang namanya bakat. Dibeberapa ajang pencarian bakat ana-anak tak jarang ada anak yang menangis dan tidak mau melakukan apapun saat dipanggung. Entah apa artinya itu namun dari jauh Nampak orang tuanya memberikan isyarat-isyarat agar anaknya mulai mengikutinya.

Kedengaran sangat miris sekali saat anak-anak menyanyi dengan falsetto. Seolah terpaksa atau dipaksakan. Sebenarnya memang baik menyanyi dengan berbagai teknik namun jika pelakunya adalah anak-anak maka jiwa anak-anak yang lugu, polos dan selalu ceria tersebut seolah lenyep, digantikan jiwa-jiwa tua. Sangat ngeri sekali anak seolah dipaksakan tua sebelum waktunya, yang anehnya adalah sebagian besar orang senang dan bangga.

Pemerintah sendiri sepertinya belum terlalu memperhatikan dunia musik di Indonesia. Belum ada hukum yang mengatur tentang musik dan anak-anak yang terlibat di dalamnya. Walaupun demikian tak harus selalu menandalkan pemerintah saja, semua kalangan harus mampu saling menjaga dan mengingatkan. Anak-anak memang seharusnya menjadi anak-anak dengan dunia anak-anak juga. Tidak mungkin juga lahir langsung menjadi orang dewasa tanpa melewati menjadi anak-anak. Artinya suatu proses setahap-demi setahap itu memang seharusnya ada bukan cara instan yang diperlukan.

You Might Also Like

0 komentar:

Bagi pendapat Sob...